Kamis, November 22, 2012

Pendidikan dan Harapan


Waktu menunjukan 11.19 dan kalender menunjukan hari ini tanggal 21 November 2012, "Saya harus menulis ! "

Rabu, ada salah satu mata kuliah yang sebenarnya cukup saya sukai karena mengajak dan menjadi tempat saya untuk belajar berbicara dan mengemukakan pendapat. Yak..kuliah ilmu pendidikan. Dikelas ini setiap minggu kami diminta diskusi dengan sebelumnya dipaparkan presentasi dari kelompok pemakalah yang sudah dibagi sebelumnya. Tema minggu ini tentang Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa. Diakhir diskusi saya sempat membacakan sedikit ya bisa dibilang anecdot, walaupun menurut Riza ( Moderator diskusi hari ini ) 90 adalah benar dan 10 persen imajiner.


Judulnya :
Dialog Imajiner Kyai Dahlan Dan Ki Hajar

Alkisah di akhirat, bertemulah KH. Ahmad Dahlan dengan temannya, Ki Hajar Dewantara, sesama begawan pendidikan. Keduanya terlibat pembicaraan mengenai kondisi pendidikan di negara mereka dulu, Indonesia.
“Assalamu’alaikum, Ki. Apa kabar?,” Kyai Dahlan menyapa Ki Hajar. “Wa’alaikum salam. Baik Kyai,” jawab Ki Hajar. “Bagaimana kondisi pendidikan di negeri kita sekarang, Ki?,” tanya kyai Dahlan.
“Lho, kita kan sama-sama bisa melihat dari alam akhirat ini, Kyai. Orang-orang di negara kita memang berhasil membangun lembaga pendidikan yang besar-besar gedungnya, sekolah ada dimana-mana, bahkan saya dengar berita dari beberapa orang yang baru meninggal, di sana pendidikan mulai di gratiskan,” jawab Ki Hajar.
“Kan itu perkembangan positif, Ki?” tanya Kyai Dahlan.
“Memang, tetapi beberapa dari mereka menganut paradigma yang mulai melenceng. Pendidikan tidak lebih dari proses mendapat kerja, bukan memahami dunia. Menuntut ilmu hanya untuk mencari uang, bukan untuk mencari kebenaran. Budaya instan merajalela. Siswa hanya diajarkan menjawab soal, bukan memahami persoalan. Dalam ujian, yang penting lolos, bukan lulus. Bahkan yang lebih memprihatinkan, guru cenderung menjadi pekerjaan, bukan panggilan kesadaran. Ikhlas tidaknya mengajar berbanding lurus dengan gaji dan tunjangan. Apalagi di sekolah milik negara, guru diincar karena itu berarti bisa dapat pensiun saat tua. Hingga untuk mendapatkannya banyak yang berlaku curang,” jawab Ki Hajar. “Bagaimana dengan perkembangan sekolah swasta yang Kyai Dahlan rintis?”
“Tidak jauh berbeda Ki. Yang membuat saya prihatin adalah mereka merasa rendah diri di hadapan sekolah milik negara. Itu kan ahistoris. Saya mendirikan sekolah swasta jauh sebelum Indonesia merdeka dan memiliki sekolah. Tetapi sekolah swasta sekarang tidak punya keberanian merumuskan sistem pendidikan mereka sendiri. Dan lagi Ki, pendidikan Agama Islam dan Kemuhammadiyahan dianggap tidak penting, jadinya moral siswa berantakan,” jawab Kyai Dahlan.
Tiba-tiba ada orang datang, rupanya dia baru meninggal. Dia tampak sedih. Kyai Dahlan dan Ki Hajar menyapa orang itu. “Ada apa gerangan ki sanak, Anda kelihatan sedih?”. Orang itu menjawab: “Semasa hidup, saya seorang guru. Saya meninggal karena dihakimi massa karena mencabuli siswi saya sendiri.”
Ada lagi yang datang, kali ini seorang remaja. Dia juga tampak sedih. Kyai Dahlan dan Ki Hajar pun menyapanya. “Ada apa nak?”. Anak muda itu menjawab, “Saya meninggal karena bunuh diri. Saya stres karena tidak lulus ujian nasional. Padahal saya sudah menyiapkan contekan dan beli jawaban dari calo.”
Kemudian ada lagi yang datang, seorang pemuda. Dia tampak sayu. Kyai Dahlan dan Ki Hajar bertanya. “Ada apa kok tidak semangat ?”. “Saya mahasiwa yang meninggal karena tawuran,” jawabnya.
Mendengar jawaban mereka, Kyai Dahlan dan Ki Hajar kaget. Lalu mereka berembuk, dan sepakat untuk kembali ke dunia, memperbaiki kondisi pendidikan di negara mereka. Mereka lalu minta kepada Allah supaya diberi nyawa lagi. Mereka bertekat meluruskan pendidikan di Indonesia, bahkan dunia. Namun belum sempat minta dihidupkan, malaikat menghentikan mereka.
Kepada Kyai Dahlan dan Ki Hajar, malaikat berkata : “Kyai Dahlan dan Ki Hajar yang saya hormati. Maaf, Anda berdua tidak bisa hidup lagi. Untuk mewujudkan keinginan itu, Anda bisa mentransformasikan pemikiran dan keinginan Anda saja kepada yang masih hidup. Insya Allah, masih ada yang bisa merasakan semangat kebenaran Anda berdua,” kata malaikat.
Dengan berlinangan air mata, keduanya mengangguk. Dan kini mereka hanya bisa berharap.

***

Saya sampai sekarang belum menemukan siapa penulis teks tersebut. Kalau sumber yang saya dapat sih dari sini -->http://gicara.com/tokoh-kita/dialog-imajiner-kyai-dahlan-ki-hajar.html .

Siapapun yang menulis teks tersebut, saya memberikan apresiasi baik. Menurut saya menarik apa yang dituliskan disana, yang diimajinerkan. Ketika dua tokoh pendidikan diandaikan bisa mengobrol kembali. Secara tidak langsung disana ada kritik bahwa pendidikan masa kini sudah mulai melenceng jauh dari tujuan awal para pelopor pendidikan Indonesia. Akankah kita sebagai muda mau diam saja mengetahui semua itu? Atau bahkan kita tetap akan tak acuh pada kondisi yang terjadi di dunia kini. Ah...kawan. Kita muda ! Kita yang masih bergelora. Kalau hanya bergeming dan tak acuh siapa lagi yang akan bergerak merubah dunia. Ingat kata Bung Karno tentang
"Berikan aku satu pemuda, akan kuguncang Indonesia. Dan berikan aku sepuluh pemuda, akan kubentuk boyband kuguncang dunia"  :D
Saya percaya kok, pendidikan Indonesia bisa berubah lebih baik. Dan salah satu caranya dengan merubah diri sendiri terlebih dahulu, menuju ke arah yang lebih baik tentunya. Teori lama memang, saya masih ingat cerita tentang  seseorang yang mempunyai cita-cita ingin merubah dunia. Ketika dia mencoba merubah dunia, ternyata dia terlalu lelah, dia kemudian berjuang merubah negaranya. Usahanya sia-sia, dia sadar kemudian berniat mengubah kotanya. Sama saja usahanya sia-sia. Dia kemudian menurunkannya ingin merubah Desanya, dan sama saja ternyata sangat susah dan sia-sia. Sampai akhirnya dia memutuskan dia ingin merubah keluarganya terlebih dahulu, dan itu ternyata juga sangat sulit dan sia-sia. Sampai akhirnya sadar bahwa yang seharusnya dia ubah sejak awal adalah dirinya sendiri. Namun usia telah dimakan waktu bersama usahanya yang sia-sia, dia hanya menyisakan kecewa dengan harapan yang tak pernah tercapai.

Start dari dirimu sendiri. Itu yang menjadi poin pentingnya. Bagaimanapun masalah pendidikan dan tujuan-tujuan muliannya akan terus diusahakan dan diperjuangkan, dan cara memulainya dengan start dari diri sendiri. Bagaimana caranya meg? Umm..mungkin gina coba tanya kediri sendiri, udah tahu belum guna pendidikan apa? Gunanya buat diri kita pribadi apa? Selebihnya mungkin bisa tanya yang ahli aja deh ya, saya mah masih newbi masalah kayak ginian. Yang pasti menurut saya refleksi dan perbaikan diri itu start yang harus dilakukan untuk mulai melakukan perubahan. Saya tidak sedang menggurui, saya hanya mengungkapkan pendapat dan insyaallah akan saya coba. Bismillah..

Gambar dari :theautismfactor.com

Senin, November 12, 2012

Cinta Seorang Ibu



Pagi ini rasanya masih engan bangun dari tempat tidur. Kepala rasanya masih melayang-layang karena kemarin memang sedang nggak enak badan. Begitu mata ingin terpejam lagi, tiba-tiba saya dikagetkan sama suara tangis di jalan. Tangis anak kecil yang sampai sesenggukan. Tak lama suara itu disusul suara ibu-ibu yang membujuk – yang menurut tebakan saya adalah anaknya – agar berhenti menangis. Tubuh saya masih sangat lemas untuk bangun sekedar melihat apa yang sebenarnya terjadi didepan. Bujukan si ibu tak mempan untuk si anak yang tetap menangis sedih.
“ Kenapa nok, kok nangis?” tiba-tiba muncul suara yang tak asing. Yap..itu suara ibu saya.

“ Ini nggak mau sekolah, rebutan sepeda sama adiknya.” Jawab sik ibu. Oh ya percakapan ini sebenernya pakai bahasa jawa, biar nggak roaming saya translate aja :)
“ Owalahh..ya udah nggak papa. Cup cup..udah jangan nangis.Ga papa nggak sekolah dulu. Diajak pulang aja buk,” hibur ibu saya. Ibusaya dan ibu si anak terlibat percakapan singkat, sampai akhirnya mereka memutuskan pulang.
Begitu saya udah agak enakkan, saya akhirnya keluar dari kamar dan Tanya apa yang terjadi. Kata ibu, itu tadi anak kecil nangis didepan rebutan sepeda sama adiknya. Adiknya kelas satu si anak yang menangis itu kelas tiga. Mereka 4 bersaudara. Karena rebutan sepeda, si kakak menangis dan nggak mau sekolah. Ibunya tadi ternyata juga ikut menangis.
Yang terpikir saya saat juga adalah ibu yang ikut menangis ketika anaknya sedih. Ya walaupun mungkin saja sih kalau dilihat si Ibu tidak tegas sama anaknya, si anak nangis bisa aja karena manja. Tapi ya mungkin juga si ibu juga sedih karena tak mampu membelikan anaknya sepeda, sampai harus rebutan sama adiknya dan nggak mau sekolah. Ah..apapun alasan dibalik itu semua, saya tetap akan jatuh cinta dengan sosok ibu. Saya tahu ibu saya juga akan ikut sedih ketika saya sedih. Dulu ketika saya hampir tertabrak mobil, dan saya pulang dengan masih gemetaran dan tangis ketakutan. Ibu saya juga turut menangis bersama saya. Cantik sekali ya cinta ibu itu.
Dulu saat saya SD juga pernah ada kejadian seorang anak di olok teman-temannya sampai menangis. Olok-oloknya saat jahat saat itu, mereka bilang bahwa  bapak si anak itu maling. Oh God! Si anak akhirnya menangis dan terpaksa guru memanggil orangtua anak. Akhirnya si ibu muncul, membawa pulang si anak. Si ibu datang dengan air mata yang terus meleleh, kemudian memeluk anaknya. Mereka  berdua kemudian pulang dengan airmata. Momen itu terekam dimemori saya saat saya kelas 3 kalau nggak salah. Saat itu saya berfikir, kenapa si ibu menangis, kenapa mereka berdua menangis. Bagaimana ibu itu ikut menangis, padahal yang dinakali kan anaknya.
Cinta Ibu sepertinya menjadi hal yang akan otomatis tertanam di setiap sosok yang menyandang gelar ibu. Ah..sangat indah. Dan aku sangat bersyukur atas hadiah Tuhan yang juga sudah memberikan ibu luar biasa untukku.  Semoga kelak, ketika gelar itu aku sandang. Ketika ada seorang yang memanggilku ibu dan dia anakku. Aku ingin menjadi ibu yang juga luar biasa, seperti ibuku, seperti ibu ibu  didunia ini yang mencintai tulus dengan cinta seorang Ibu. Amin. Terimakasih Tuhan :)

Sumber gambar :
damashsuryasund.wordpress.com

Kamis, November 01, 2012

Selamat datang november

Dan lama sekali tidak menulis. Sekarang tanggal 1 November. Alhamdulillah, alhamdulillah..alhamdulillah, syukur ke Tuhan atas semua rahmatnya hingga sekarang masih dikaruniai nafas hingga saya bisa nulis lagi. Di kelas mahen lagi semangat ngeblog, dan semangatnya sepertinya berhasil menular ke diri saya  :D
Tapi begitu mau nulis kok bingung, mau nulis apa...
umm.. cerita aja deh tentang hari ini.
Hari ini hari kamis, pagi-pagi tadi saya sudah dibuat shock gara-gara tugas struktur data saya kehapus, mana belum di backup alhasil hari ini harus ngoding ulang. Oke..it's oke...keep positive, ini cara biar kamu belajar lagi.
Kamis itu saya ada kelas jam 11 sampai jam 19.00 an. Tapi hari ini sengaja berangkat pagi, rencanannya sih pengen belajar sama ngerjain tugas, tapi ini sekarang malah baru browsing-browsing aja.
Oh iyaa..saat ini juga masih mikir-mikir ma ikut ke Bali atau enggak.
Emang ada acara keBali meg??

Dua minggu yang lalu ada pengumuman lomba di salah satu kampus di Bali. Saya kemudian ajak adek tingkat namanya Rio buat ikut, trus Rio ngajak kakak tingkat ketua Matriks namanya Beni buat ikut gabung juga. Yang ngerjain lombanya sih si adek kelas, saya sama Beni cuma ikut nemenin. Dua kali babak penyisihan alhamdulillah lolos terus tuh adek kelas. Oke baget emang dia itu, dan karena itu dia diundang ikut final ke Bali.
Nah..saya kemarin ditanyaain mau ikut enggak ke Bali. Nggak bisa langsung jawab saya tanya dulu sama Bapak Ibu, dan ternyata bapak ibu ngijinin. Oke..sekarang saya mikir lagi, dana buat kesana gimana. Kemarin aja nggak ikut acara kampus yang jalan-jalan hore-hore ke jakwardtah itu salah satunya gegara kantong lagi tipis.tapi yah masalah dana bisa diatur lah...
yang jadi berat itu sbenernya soal saya yang cewek sendiri...
kalau hal-hal yang mendukung saya, ya saya bisa sampai Bali ( lagi ),
itung-itung jalan-jalan lah ya gantinya acara Hore yang diadain HIMA yang kebetulan bareng. Bisa promosi ELINFO juga. Pengalaman baru pasti, umm..
nambah temen itu wajib :)
Banyak pertimbangan juga, 
haha..riweh ya saya orangnya, tp ya gpp..bismillah...
besok saya tulis lagi cerita kelanjutanyya, insyaallah :)

Oh yaa karena postingnya selamat datang November , 

jadi saya mau ngucapin , selamat datang November ! Bismillah..semoga selalu ditunjukkan jalan yang lurus...amin